Potret Seorang Dokter (Menurut Pandangan Saya) - Simple Blog Easy Blog

Latest

Pokoknya, Semuanya Dikemas Secara Simple, Agar Easy untuk Dibaca....

17 Februari 2014

Potret Seorang Dokter (Menurut Pandangan Saya)

Iya, ini adalah berdasarkan pandangan saya, benar dan salah nya, saya tidak begitu tau.....pembaca lah yang berhak menentukan apa pandangan saya ini benar atau salah. tidak bermaksud menggurui, sekedar bercerita saja....mau baca...silahkan lanjutkan....

Dokter, adalah profesi bagi seseorang yang tugas nya memeriksa kondisi kesehatan seseorang, sehingga sakit yang diderita pasien bisa diketahui, kemudian bisa segera ditangani penyakitnya, baik menggunakan obat, ataupun terapi fisik. 

Sejak kecil saya sangat ingin menjadi dokter, mungkin impian kebanyakan anak-anak saat itu adalah menjadi dokter, saya sendiri pun tidak punya alasan kuat kenapa saya mau jadi dokter. Satu hal yang terlintas di pikiran saya saat itu adalah, dokter yang membuat orang sehat.

tapi seiring berjalan nya waktu, saya lebih fokus pada lingkungan dimana saya tinggal dulu, rata-rata orang fokus pada teknologi elektronika, utama nya di bidang Audio, karena itulah saya akhirnya melanjutkan pendidikan di SMK dan mengambil jurusan Elektronika. Seakan impian menjadi dokter itu punah. 
saat ini saya sudah menjadi tenaga pengajar di SMK yang dahulu saya hanya menjadi siswa. saat ini guru-guru saya sudah menjadi teman guru. setiap kali mengingat ini, saya hanya bisa tersenyum...saya bersyukur, karena perjalanan karir saya seperti tidak ada hambatan, walaupun sebenarnya saya lebih suka dengan tantangan dan hambatan, asalkan bisa menemukan solusi.
Beberapa bulan yang lalu, sempat diadakan reuni kecil-kecilan alumni SMP seangkatan saya, banyak yang di kenal, tapi tidak sedikit pula yang wajah nya sudah agak berubah, mungkin karena pengaruh usia, dan sudah banyak yang menikah.

Kebetulan waktu reuni itu, ada teman seangkatan saya (cewek) yang sudah menjadi dokter, saat ini dia masih melaksanakan kegiatan PTT untuk resmi nya gelar dokter nya, dia menjadi dokter PTT di pelosok Kabupaten Banggai (mungkin, karena saya tidak tau persis apa saja persyaratan untuk menjadi dokter). karena saya tau dia saat itu dia adalah dokter, tanpa ragu saya mulai mendekati nya, untuk sekedar tanya-tanya, berharap mendapat penjelasan rinci tentang sakit yang pernah saya derita.
saya bertanya begini :
A : saya
B : teman dokter

A : wah... pas sekali ini ada ibu dokter, kebetulan ada yang mau saya tanyakan...boleh..?? (saat itu duduk nya tidak terlalu jauh)
B : boleh saja, silahkan, mau tanya apa ?
A : begini ibu dokter....saya mau konsultasi, caranya biar bisa gemuk bagaimana di ?? (logat baubau nya keluar..)
B : wah....harus banyak nutrisi bla bla bla...(berikutnya saya tidak tau lagi, karena kebetulan ada mobil truk dengan suara yang besar lewat...)
A : (saya hanya mengangguk saja), trus solusi nya bagaimana ??
B : konsumsi madu atau tidak ??
A : pernah saya konsumsi, tapi tiap kali konsumsi, saya jadi sakit, itu karena apa ya ??
B : aneh...orang-orang itu tidak pernah sakit kalo konsumsi madu, malah tambah sehat
A : iya juga sih, masa madu yang alami bisa bikin sakit....mungkin saya yang belum terbiasa.
B : mungkin juga....atau coba konsumsi obat gemuk yang bla bla bla.....(untuk kesekian kalinya saya tidak dengar...karena saya mau yang alami, tanpa bahan kimia)
A : oooo...begitu ya...biarlah saya coba penyesuaian dengan madu saja dulu...mudah-mudahan bisa lebih sehat....wah...terima kasih banyak ini bu dokter sudah mau menerima konsultasi dari saya...
B : iya.... biaya konsultasi nya mana ??
A : hah ?? (saya sempat kaget, tapi saya anggap itu hanya bercanda saja....dan tidak menganggap itu sebuah permintaan dana, langsung saja saya bilang) wah...saya tidak bawa uang ini...

akhirnya obrolan berganti topik, dan pembicaraan bukan kepada saya lagi...tapi ke teman2 nya yang cewek......saya mulai berpikir, mungkin karena situasi nya seperti orang yang sedang sakit minta saran untuk minum obat apa ke dokter...makanya diminta biaya konsultasi.....(setidak nya saya hanya menganggap itu hanya bercanda saja.)

sampai disini, anggapan saya tentang dokter tidak berbeda dengan orang-orang pada umumnya.

tidak sengaja saya membaca sebuah artikel yang dishare oleh teman facebook, tentang seorang dokter di Yogyakarta (orang tiong hoa) yang memberikan pelayanan gratis bagi pasiennya, bahkan biaya pembelian obat pun di gratiskan, dan yang sangat membuat saya kagum, adalah dokter ini akan sangat marah jika ada pasien yang memberinya uang, lebih-lebih lagi jika dia tau bahwa pasien ini pekerjaan nya hanya serabutan. Seingat saya nama nya dokter Lu, seorang dokter berumur diatas 70 tahun (saya tidak tau persis berapa umur nya), setelah membaca artikel itu, seketika ingatan saya kembali ke kejadian saat ketemu teman SMP di acara reuni. Apa dokter saat ini sudah tidak ada yang seperti dokter Lu itu ?? saya teringat karena ada kata "biaya konsultasi nya mana ??"

tapi sekali lagi, saya anggap itu hanya sebuah candaan, karena kalo dalam kondisi di lingkungan sebenarnya, mungkin tidak akan ditanya se vulgar itu....

Hari ini tepat 3 hari sudah keponakan saya menginap di Puskesmas Wajo. Dia dibawa ke puskesmas karena panas tinggi mencapai 40 Derajat celcius. ini merupakan panas yang harus diwaspadai oleh semua orang tua yang memiliki anak yang masih berumur dibawah 5 tahun, karena beresiko anak akan mengalami kejang-kejang, atau istilah yang sering saya dengar "Step". Dan keponakan saya sudah mengalami nya bulan lalu, namun sudah dianggap sembuh karena sudah ditangani oleh dokter dan diberikan obat Paracetamol sebagai penurun panas. Namun 5 hari yang lalu, demam itu kembali lagi. kali ini dia mengalami Step 2 kali, 1 kali saat pagi, dan 1 kali saat di perjalanan menuju puskesmas karena panas nya makin tidak terkontrol. Alhamdulillah bisa segera diatasi, walaupun butuh kesabaran, karena harus di infus, dan saat mau diinfus, keponakan saya ini berontak....akhirnya proses Opname pun berjalan....sebagai informasi, puskesmas ini adalah salah satu bahkan mungkin satu-satu nya Puskesmas di kota Baubau yang memiliki ruang UGD dan fasilitas rawat inap 24 jam.

waktu melihat ada beberapa wajah baru di puskesmas itu, saya jadi aneh, dari wajah dan logat nya tidak mungkin berasal dari baubau. setelah melihat-lihat apa yang dilakukan nya, saya baru sadar, ternyata mereka adalah dokter muda yang bertugas di Puskesmas Wajo sebagai Dokter PTT. tapi kalo dilihat-lihat, sepertinya mereka baru saja lulus dari fakultas kedokteran. Saya kembali menguhubungkan dengan informasi bahwa di Rumah Sakit Palagimata, ada seorang dokter yang dulu nya adalah penyanyi cilik perempuan yang suara nya sangat merdu, membintangi film Joshua oh Joshua, tidak lain, dia adalah Mega Utami. sayang nya saya belum berkesempatan bertemu dengan dia sekedar meminta berfoto bersama...hehe....
kalo belum tau siapa Mega Utami, tanya saja sama om Google...

Kembali ke pembahasan Dokter yang di puskesmas....tadi malam saat masih menjaga keponakan di sana, saya sempat keluar sekedar mencari udara sejuk... karena di dalam kamar, suhu nya sudah sangat panas...karena pembesuk sudah lebih banyak dari pasien, sedangkan ukuran ruangan bangsal anak hanya kurang lebih 4 x 3 meter. saat itu pasien hanya 3 orang, tapi pembesuk termasuk yang menjaga anak nya mencapai 10 orang. 
Saya duduk di luar sambil utak atik hape (saya tidak merokok ya.....menghirup asap yang lewat saja sudah bikin saya sesak nafas). Tanpa sengaja ketemu sinyal wireless dengan SSID Speedy_Instan@wifi.id. sebagai orang informatika, tangan saya pasti gatal ingin melihat apa saja yang bisa di lihat dari sinyal di jaringan ini. setelah cek-cek, ternyata berhasil masuk ke settingan modem nya, dan saat itu koneksi nya masih aktif..sambil korek-korek lebih dalam, tiba-tiba dokter keluar dari rumah dinas untuk tujuan visiting atau kunjungan rutin ke pasien-pasien yang sedang diopname. Saat baru keluar, dokter disambut sama perawat laki-laki, sepertinya mereka akrab sekali seperti teman biasa, maklumlah, dokter nya juga masih muda, mungkin seumuran dengan saya atau mungkin lebih muda.
Tiba-tiba, perawat itu langsung bertanya :
P : Perawat
D : Dokter

P : (dengan logat asli Baubau)... Dokter, ajar kita dulu dhan, bagaimana cara periksa nya pasien itu...
D : Bayar dulu....!!
P : iicch...hanya sedikit saja itu dhan....ayo mi...kasi tau kita kah....
D : ilmu itu mahal.....bayar dulu, nanti saya kasih tau...

mendengar itu, saya teringat kembali dengan teman SMP saya...(halah....teringat terus....jangan-jangan....hehehe tidak lah...hanya ucapannya saja). apa mungkin kata-kata nya waktu itu bukan bercanda ?? apa seperti ini potret seorang dokter ?? karena ilmu yang didapatkan dari kuliah kedokteran butuh biaya yang tidak murah (setidaknya itu yang terjadi di negara kita....kalo di luar negeri mungkin berbeda), bisa menembus angka ratusan juta, dan belum tentu bisa dinyatakan lulus. 
Apakah ilmu yang mereka dapatkan tidak mau ditularkan ke orang lain ??
sedangkan saya yang saat ini berprofesi sebagai guru, tanpa sungkan-sungkan memberikan ilmu yang pernah saya dapatkan ke siswa-siswa saya, walaupun banyak yang tidak peduli. Bahkan memberikan waktu tambahan untuk mereka belajar tanpa memikirkan biaya tambahan yang bisa saya minta.....
oke lah, kita bisa terima gaji tiap bulan sebagai PNS, dan bagi guru profesional bahkan mendapatkan tunjangan tambahan berupa sertifikasi guru, dan saya belum termasuk di dalam nya.

Bagi seorang dokter, dalam hal ini Dokter PTT, yang saya tau, mereka sudah mendapatkan gaji dari tugas mereka menjadi dokter PTT, menjalankan tugas nya siang dan malam memang sangat melelahkan, seakan tidak ada waktu untuk bersantai. tapi membagi ilmu nya kepada sesama, saya rasa tidak ada salahnya, bahkan ilmu yang ditularkan itu pasti akan lebih kuat melekat di otak karena sudah diajarkan ke orang lain daripada disimpan sendiri sebagai koleksi pribadi.

ibaratnya, jika kita memberikan bantuan berupa materi, dalam filosofi saya di bidang komputer, seperti melakukan operasi Cut (Ctrl + X), yaitu memindahkan 1 file ke direktory lainnya, hasilnya, file di direktory asal, akan hilang dan berpindah ke direktory tujuan. dalam kehidupan nyata, jika kita memberikan materi ke orang, berarti kita tidak akan memiliki materi itu lagi. okelah, dalam ilmu agama, saat kita memberi, pasti kita akan mendapatkan gantinya...itu sangat benar sekali. tapi ini sekedar ilustrasi saja, bukan perdebatan mengenai agama..

lanjut

jika kita memberikan ilmu pengetahuan, proses nya sama seperti operasi Copy (Ctrl + C), yaitu membuat salinan sebuah file untuk di simpan di direktory lainnya. file di direktory lama, tetap akan ada, karena prinsip kerja nya sama seperti duplikasi. dalam kehidupan nyata, jika kita memberikan ilmu pengetahuan yang pernah kita dapat, baik itu didapatkan secara gratis maupun dibayar, ilmu itu tidak akan mungkin hilang dari benak kita, bahkan akan semakin menguat, sehingga kecil kemungkinan ilmu itu akan dilupakan. dan sekalipun kita sudah lupa, bisa saja kita bertanya kembali ke orang yang pernah kita beri ilmu tadi.

Memang, setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda terhadap sesuatu, masing-masing individu juga memiliki pola pikir yang berbeda satu-sama lain. Ini adalah anugerah, bahwa manusia diciptakan dengan keunikan masing-masing. Alangkah bagusnya, jika setiap ilmu yang kita miliki, asalkan itu untuk kebaikan sesama, bisa ditularkan kepada siapa saja yang membutuhkan. sehingga masing-masing individu bisa mengembangkan ilmu yang didapatkannya, dan menularkan ke orang lain.

mungkin segitu dulu, masih banyak yang ingin saya tulis, tapi masih belum ingat lagi....hehehe


Baubau, 17 Februari 2014
Hasrul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar